Pendidikan Indonesia: Masih Feodal atau Merdeka?
Sudah lama Negara kita Indonesia mencoba membangun sistem pendidikan yang efektif dan mengganti kurikulum. Namun, masih banyak problematika yang terjadi pada negara kita, khususnya pada pendidikan. Apa saja problematika itu?
Data PISA yang menunjukkan kemampuan Literasi, Numerasi, dan Sains kita di bawah rata-rata
PISA adalah program survei OECD untuk menilai sistem pendidikan seluruh negara di dunia. Masalahnya, data PISA kita mulai sekitar tahun 2000-an menunjukkan kemampuan kita jauh di bawah rata-rata. Hal itu juga berlaku hingga sekarang.
Minat Literasi Rendah
Tentu ini bukan sesuatu yang asing karena data UNESCO sempat menampar kita bahwa dari seluruh warga kita, hanya 0,001% orang yang suka membaca. Artinya, 1 dari 1000 orang memiliki minat baca tinggi yang di mana itu adalah angka yang kecil.
Pergantian Kurikulum
Negara kita memang berulang kali ganti kurikulum sejak 1963 hingga saat ini. Namun, yang jadi masalah adalah banyak problem di situ. Mulai dari kesulitan administrasi hingga proyek yang tidak masuk akal.
Bagaimana Itu bisa terjadi?
Penyebab utamanya adalah feodalisme. Yaitu, sikap memberikan kelebihan pada golongan yang lebih tinggi yang di mana ini tidak bagus. Karena, guru tidak seharusnya feodal yang artinya guru bisa menjadi wadah diskusi bagi muridnya. Namun, ternyata malah sebaliknya. Rata-rata guru di negara kita justru sulit berdiskusi, merasa lebih pintar sehingga anti kritik. Padahal, guru tidak boleh seperti itu terhadap murid.
Kesimpulan
Memang pendidikan kita masih feodal, namun bukan berarti kita hanya diam saja sebagai generasi muda. Oleh karena itu, mari kita bersama belajar dan menggapai cita-cita setinggi mungkin dan berusaha berkontribusi terhadap pendidikan kita agar generasi setelah kita tidak merasakan sistem feodal.
Komentar
Posting Komentar