Hari Buku Nasional

 Hallo, sobat FiBe! Kalian semua pada tau nggak nih tanggal 17 Mei diperingati hari apa? Setiap tanggal 17 Mei diperingati Hari Buku Nasional lohh! Hari Buku Nasional dicetuskan pertama kali oleh Abdul Malik Fadjar yang merupakan Menteri Pendidikan Nasional dalam Kabinet Gotong Royong pada masa Presiden Megawati Soekarnoputri. Peringatan Hari Buku Nasional pertama kali dirayakan pada tahun 2002. Lalu, mengapa ditetapkan pada tanggal 17 Mei? Jawabannya adalah karena didasarkan pada tanggal berdirinya Perpustakaan Nasional, yakni tanggal 17 Mei 1980.



Lalu, Siapakah tokoh di balik Hari Buku Nasional? Tokoh di balik Hari Buku Nasional adalah Bapak Abdul Malik Fadjar, beliau lahir di Yogyakarta pada tanggal 22 Februari 1939, beliau merupakan putra ke empat dari tujuh bersaudara. Beliau bersekolah formal di Sekolah Rakyat (yang kini dikenal dengan Sekolah Dasar) Negeri Pangenan Kertoyudan Magelang, dan meneruskannya di Pendidikan Guru Agama Pertama (PGAP) Negeri Magelang.

Tidak sampai di situ saja, beliau melanjutkan pendidikannya lagi di Pendidikan Guru Agama Atas (PGAA) Negeri Yogyakarta. Pada masa sekolah beliau aktif di organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII). Kemudian beliau melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan. Pada tahun 1972, beliau lulus dari Program Studi Pendidikan Kemasyarakatan Islam, IAIN Sunan Ampel Fakultas Tarbiyah Malang. Lalu tahun 1981, beliau berhasil meraih gelar Master of Science dari Department of Educational Research, Florida State University, Amerika Serikat.

Beliau wafat pada tanggal 17 September 2020 di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan. Ia dikenal sebagai sosok yang gigih dalam bidang pendidikan. Ia juga berkontribusi besar dalam membangun sekolah sekolah Muhammadiyah dan perpustakaan Yogyakarta dan Magelang.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk merayakan hari nasional tersebut, termasuk:

1. Menyempatkan diri membeli buku baru atau membaca ulang buku favorit yang sudah dimiliki;

2. Mengunjungi perpustakaan kota atau nasional;

3. Mendonasikan buku bekas layak baca ke perpustakaan lokal, taman baca, sekolah, atau lembaga penghimpun donasi buku;

4. Meramaikan media sosial dengan gambar, pesan, dan kampanye terkait budaya membaca buku.

Komentar

Postingan Populer